Recent post
Archive for 2014-11-23
Situbondo – Suboh 29/11/2014,
Bupati Situbondo H.Dadang
Wigiarto,SH secara resmi
melaunching Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) untuk
seluruh Kecamatan di Kabupaten Situbondo bertempat di Kantor Kecamatan Suboh .
Pelaksanaan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan
( PATEN ) merupakan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun
2010 tentang Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan ( PATEN ) dan telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati
Situbondo Nomer 39 tahun 2012 . Dalam
peraturan tersebut disebutkan bahwa bupati melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada Camat meliputi
Kewenangan Perizinan dan Non Perizinan sebagai wujud peningkatan pelayanan
publik .
Hadir dalam
acara tersebut Bupati Situbondo, Asisten
I , Kabag Pemerintahan , Seluruh Kepala SKPD , seluruh Camat , Kepala Desa ,dan
seluruh Kepala Sekolah se Kecamatan Suboh . Dalam sambutannya Bupati mengatakan,
pada hakekatnya penyelenggaraan pemerintahan sesuai amanat UU Nomor 32/ 2004
ditujukan kepada terciptanya fungsi pelayanan publik (public services). “Dalam
konteks ini penyelenggaraan pemerintahan telah mengalami pergeseran paradigma
yaitu dari konsep yang menekankan pada mekanisme mengatur dan memerintah (rules
and regulations) menuju ke pemerintahan yang lebih mengedepankan kolaborasi
dan sinergi dalam konsep good governance,” katanya. Bupati berharap bahwa
dengan dilaunchingnya PATEN , Camat bisa
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat di wilayahnya
masing-masing .
Dalam acara launching
PATEN tersebut Bupati juga melaunching Gerakan Peduli Anak Yatim dan Dhuafa ( GARDU AYANDHA ) yaitu
gerakan yang digagas oleh Camat Suboh bersama UPTD Pendidikan , KKGPAI , Kepala
Sekolah ,dan kepala desa yaitu gerakan
sosial yang bertujuan membantu anak yatim dalam bidang pendidikan dan kaum
dhuafa. .
Bupati sangat merespon
gerakan peduli anak yatim dan dhuafa dan beliau merencanakan gerakan tersebut
akan dijadikan gerakan terpadu di seluruh Kecamatan se Kabupaten Situbondo.
Launching PATEN dan GARDU AYANDHA semakin meriah dengan tampilnya abang
becak berkolaburasi dengan staf
Kecamatan Suboh dalam permainan musik Ronjangan.
Situbondo-Suboh,
Selasa- Dalam rangka memperingati HUT ke 43 Korpri Kecamatn Suboh mengadakan bakti sosial dalam bentuk prmbagian beras kepada kaum Dhuafa. Beras yang terkumpul dari sumbangan seluruh anggota Korpri Kecamatan Suboh sebanyak 1,3 ton telah dibagikan kepada Anak Yatim, Fakir Miskin, dan Pondok Pesantren yang ada di wil Kec.Suboh. Selain itu Camat Suboh Drs. Budi Hartono juga berbagi dengan 18 Abang Becak yangg Sering mangkal di pertigaan jalan Raya. Sebelum membagikan beras Drs. Budi Hartono sebagai Camat Suboh mengajak Abang Becak Ngopi bareng serta bermain musik Tradisinal ( Ronjangan).
Drs. Budi Hartono ( Camat Suboh ) |
Sekertaris Kecamatan ( Sayidi SH,) |
Tentunya
kegiatan Ini juga bertujuan menjalin kebersaman guna meringankan beban
kebutuhan hidup sehari-hari pada para abang becak di wilayah Kecamatan Suboh dan
sebagai kepedulian sosial masyarakat melalui penyaluran bantuan beras dan Ngopi
Bareng sekaligus bermain musik Tradisinal ( Ronjangan ) guna meringankan beban kebutuhan hidup sehari-hari
pada para abang becak di wilayah Kecamatan Suboh
Kasi Pembangun |
Abang Becak Memainkan alat Musik Tradisional |
Suboh, 25/11/2014, Situbondo, Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat kita dituntut saling menghormati, mengasihi, dan peduli terhadap berbagai macam keadaan disekitar kita. Kepedulian berarti sikap memerhatikan sesuatu.
Dengan demikian kepedulian sosial berarti sikap memerhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kemaslahatan.
Kalau kita mau merenung tentang diri kita tatkala lahir kedunia ini, kita dilahirkan tanpa membawa apapun, tidak sehelai benang kainpun yang menempel untukmenutupi badan kita. Bahkan tatkala dilahirkan kitapun hanya bisa menangis tanpa daya dan upaya . Namun dengan belas kasih sayang orang tua, kita dapat bertahan hidup sampai saat ini,itu menandakan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa campur tangan dari manusialainnya, artinya bahwa dalam kehidupan kita saling membutuhkan, tolong menolong terutama dalam kebajikan dan kemaslahatan.
Di sekitar kita banyak fenomina kehidupan yang bisa kita lihat, kemudian kita akan merasakan bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang terlahir ke dunia dengan nasib yang tidak seberuntung kita. Di antara fenomena itu adalah adanya saudara kita yang dilahirkan ke dunia dengan tidak memiliki ayah dan bunda (Yatim Piatu) dan saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan (Dhuafa) Sebagai orang yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran agama Allah,tentu kita merasa terpanggil dan bertanggung jawab untuk membantu mereka (Anak Yatim) untuk meringankan beban hidup yang sedang mereka jalani. Sedangkan bagi mereka yang miskin (Dhuafa) merupakan tanggung jawab kita pula untuk meringankan beban dari kehidupan yang tidak seberuntung kita karena sebenarnya di dalam harta kita ada hak mereka.
Berbagi bersamaTukang Becak |
Dalam surat Al-ma'un sudah jelas bahwa kita jangan sekali-kali menghardik anak yatim,membiarkan orang miskin tidak makan, supaya kita tidak termasuk orang-orangyang mendustakan agama.
Ayat di atas menjadi teguran bagi kita, apakah kita akan menjadi orang yang tergolong mendustakan agama Allah atau bukan?
Ditengah kondisi masyarakat Situbondo yang masih lemah,masih tingginya tingkat kemiskinan ,diperlukan usaha semua pihak untuk peduli kepada sesama agar mereka dapat terbantu dari kondisi yang sedang dijalaninya saat ini. Untukdapat meringankan beban sesama, kita dapat melakukan banyak hal dan dengan berbagai macam media baik organisasi,perorangan maupun dalam bentuk komunitas.
Untuk menyikapi kondisi itu Kecamatan Suboh bersama seluruh lintas sektor mencoba menyatukan gerak dan langkah sebagai manifestasi dari sikap peduli terhadap sesama dalam kegiatan yang bernama “ GARDU AYANDHA ) , Gerakan Peduli Anak Yatim dan Dhuafa” Adapun tujuan dari gerakan ini adalah :
1. Menumbuhkan sikap positif;
2. Mengurangi sifat egois ;
3. Mengurangi beban dan penderitaan orang lain;
4. Melatih diri agar memiliki rasa peduli kepada sesama;
5. Terwujudnya sikap hidup gotong royong ;
6. Menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan ;
7. Menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan sikaya ;
8. Menciptakan kondisi masyarakat yang kuat dan harmonis .
8. Menciptakan kondisi masyarakat yang kuat dan harmonis .