Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Selasa, 25 November 2014

Suboh, 25/11/2014, Situbondo, Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat kita dituntut saling menghormati, mengasihi, dan peduli terhadap berbagai macam keadaan disekitar kita. Kepedulian berarti sikap memerhatikan sesuatu.
Dengan demikian kepedulian sosial berarti sikap memerhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kemaslahatan.
Kalau kita mau merenung tentang  diri kita tatkala lahir kedunia ini, kita dilahirkan tanpa membawa apapun, tidak sehelai benang kainpun yang menempel untukmenutupi badan kita. Bahkan tatkala dilahirkan kitapun hanya bisa menangis tanpa daya dan upaya . Namun dengan belas kasih sayang orang tua, kita dapat bertahan hidup sampai saat ini,itu menandakan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa campur tangan dari manusialainnya, artinya bahwa dalam kehidupan kita saling membutuhkan, tolong menolong terutama dalam kebajikan dan kemaslahatan.

Di sekitar kita banyak fenomina kehidupan  yang bisa kita lihat, kemudian  kita akan merasakan bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang terlahir ke dunia dengan nasib yang tidak seberuntung kita. Di antara fenomena itu adalah adanya saudara kita yang dilahirkan ke dunia dengan tidak memiliki ayah dan bunda (Yatim  Piatu) dan saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan (Dhuafa) Sebagai orang yang beriman dan berpegang teguh pada ajaran agama Allah,tentu kita merasa terpanggil dan bertanggung jawab untuk membantu mereka (Anak Yatim) untuk meringankan beban hidup yang sedang mereka jalani. Sedangkan bagi mereka yang miskin (Dhuafa) merupakan tanggung jawab kita pula untuk meringankan beban dari kehidupan yang tidak seberuntung kita karena sebenarnya di dalam harta kita ada hak mereka.
Berbagi bersamaTukang Becak

     Dalam surat Al-ma'un sudah jelas bahwa kita jangan sekali-kali menghardik anak yatim,membiarkan orang miskin tidak makan, supaya kita tidak termasuk orang-orangyang mendustakan agama.
     Ayat di atas menjadi teguran bagi kita, apakah kita akan menjadi orang yang tergolong mendustakan agama Allah atau bukan? 


       Ditengah kondisi masyarakat Situbondo yang masih lemah,masih tingginya tingkat kemiskinan ,diperlukan usaha semua pihak untuk peduli kepada sesama agar mereka dapat  terbantu  dari kondisi yang sedang dijalaninya saat ini. Untukdapat  meringankan beban sesama, kita dapat melakukan banyak hal dan dengan berbagai macam media baik organisasi,perorangan maupun dalam bentuk komunitas.
  
    
       Untuk menyikapi kondisi itu Kecamatan Suboh bersama seluruh lintas sektor mencoba menyatukan gerak dan langkah  sebagai manifestasi dari sikap peduli terhadap sesama dalam kegiatan yang bernama “ GARDU AYANDHA ) , Gerakan Peduli Anak Yatim dan Dhuafa” Adapun tujuan dari gerakan ini adalah :
1.      Menumbuhkan sikap positif;
2.      Mengurangi sifat egois ;
3.      Mengurangi beban dan penderitaan orang lain;
4.      Melatih diri agar  memiliki rasa peduli kepada sesama;
5.      Terwujudnya sikap hidup gotong royong ;
6.      Menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan ;
7.      Menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan sikaya ;
8.      Menciptakan kondisi masyarakat yang kuat dan harmonis .
          

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KECAMATAN SUBOH - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -